Dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan intelektual bangsa, Perpustakaan Universitas Nasional (UNAS) tengah melakukan digitalisasi terhadap koleksi-koleksi penting milik Sutan Takdir Alisjahbana (STA). Fokus utama digitalisasi saat ini adalah pada jurnal Ilmu dan Budaya, salah satu warisan intelektual yang memiliki nilai sejarah, ilmiah, dan budaya yang tinggi.
Jurnal Ilmu dan Budaya merupakan media akademik yang digagas oleh Sutan Takdir Alisjahbana semasa aktif di Universitas Nasional. Jurnal ini tidak hanya memuat tulisan-tulisan beliau, tetapi juga menjadi wadah pengembangan pemikiran ilmiah lintas disiplin, khususnya dalam bidang sastra, filsafat, bahasa, dan kebudayaan. Gagasan-gagasan STA dalam jurnal ini menggambarkan pemikirannya yang visioner, menggabungkan nilai-nilai lokal dengan semangat kemajuan dan modernisme.
Digitalisasi jurnal ini merupakan langkah strategis dalam membuka kembali akses terhadap pemikiran-pemikiran tersebut, yang selama ini hanya tersedia dalam bentuk cetak dan tidak mudah dijangkau oleh masyarakat luas.
Mengapa Digitalisasi Ini Penting?
- Pelestarian Warisan Ilmiah
Jurnal Ilmu dan Budaya diterbitkan sejak puluhan tahun lalu, dan banyak eksemplar fisiknya kini mulai mengalami kerusakan alami. Melalui digitalisasi, konten intelektual yang terkandung di dalamnya dapat diselamatkan dan disimpan dalam format yang tahan lama. - Aksesibilitas bagi Generasi Muda dan Peneliti
Proses digitalisasi memungkinkan karya-karya tersebut diakses secara daring. Ini sangat penting dalam mendukung pendidikan, riset, dan literasi kebudayaan di kalangan pelajar, mahasiswa, dan peneliti yang mungkin tidak memiliki akses fisik ke perpustakaan. - Pemanfaatan dalam Pendidikan dan Riset
Jurnal-jurnal digital ini bisa dimanfaatkan sebagai referensi akademik yang kaya, baik untuk studi sejarah pemikiran Indonesia, sastra modern, maupun kajian kebudayaan. Dengan kata lain, digitalisasi ini membantu mengintegrasikan warisan STA ke dalam diskursus akademik masa kini. - Revitalisasi Gagasan STA
Melalui digitalisasi, gagasan-gagasan STA yang relevan dengan tantangan kontemporer—seperti perdebatan soal modernisasi budaya, pendidikan nasional, hingga identitas kebangsaan—dapat dikaji ulang dan dipopulerkan kembali ke publik.
Digitalisasi jurnal Ilmu dan Budaya karya Sutan Takdir Alisjahbana bukan hanya soal menyelamatkan dokumen lama, tetapi tentang menyambung kembali jembatan intelektual antara masa lalu dan masa depan. Melalui inisiatif ini, Universitas Nasional tidak hanya menjaga peninggalan seorang tokoh besar, tetapi juga memperkuat fondasi literasi budaya bangsa di tengah arus globalisasi digital.