Di lingkungan akademik, literasi menjadi fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang kritis, berpikir terbuka, dan peduli terhadap isu-isu sosial. Salah satu isu yang semakin relevan namun masih sering diabaikan adalah pentingnya edukasi seksual kepada anak sejak dini. Edukasi seksual bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga menjadi bagian dari tanggung jawab sosial kita sebagai pendidik, akademisi, dan masyarakat terdidik.
Edukasi Seksual: Bukan Tabu, Tapi Kebutuhan
Masih banyak anggapan bahwa edukasi seksual bersifat tabu atau tidak pantas diajarkan kepada anak. Padahal, pendekatan edukasi seksual yang sesuai usia bukan mengajarkan seksualitas secara eksplisit, melainkan memberikan pengetahuan dasar mengenai tubuh, privasi, batasan, rasa hormat, dan perlindungan diri.
Dalam konteks anak, edukasi ini bisa dimulai dari pengenalan bagian tubuh dan pentingnya menjaga area pribadi, hingga pemahaman tentang sentuhan yang aman dan tidak aman. Anak yang dibekali pemahaman seperti ini akan lebih siap untuk menghadapi potensi risiko kekerasan atau pelecehan seksual.
Relevansi di Lingkungan Akademik
Mengapa civitas akademik perlu turut ambil bagian?
- Sebagai Orang Tua dan Calon Orang Tua
Banyak di antara kita baik dosen, mahasiswa, maupun karyawan memiliki peran atau akan memiliki peran sebagai orang tua. Edukasi seksual harus dimulai dari rumah dengan pendekatan yang terbuka dan berbasis pengetahuan yang benar. - Sebagai Tenaga Pendidik dan Role Model
Dosen dan staf akademik berperan besar dalam membentuk pola pikir mahasiswa dan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif. Pemahaman terhadap pentingnya edukasi seksual bisa diteruskan ke dalam materi ajar, diskusi kelas, hingga kegiatan pengabdian masyarakat. - Sebagai Agen Literasi dan Perubahan Sosial
Kampus adalah pusat ilmu dan nilai. Dengan mengedepankan pentingnya edukasi seksual, institusi pendidikan tinggi turut mendorong transformasi sosial ke arah yang lebih progresif, terutama dalam hal perlindungan anak dan pemberdayaan keluarga.
Peran Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi
Perpustakaan perguruan tinggi dapat memainkan peran penting dengan menyediakan sumber bacaan yang kredibel terkait edukasi seksual, baik untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa yang ingin memahami cara menyampaikannya secara tepat. Koleksi buku, jurnal, dan media edukatif yang relevan bisa menjadi bahan literasi penting untuk seluruh civitas akademik.
Melindungi anak dari kekerasan seksual bukan hanya tanggung jawab keluarga, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk civitas akademik. Sudah saatnya institusi pendidikan tinggi mengambil peran aktif dalam penyebaran literasi perlindungan anak melalui pendekatan edukasi seksual yang benar, ilmiah, dan sesuai usia.
Dengan pemahaman yang tepat, kita tidak hanya mencegah anak menjadi korban, tetapi juga membangun generasi yang berdaya, cerdas secara emosional, dan sadar akan hak-haknya.
Referensi :
- Rismawati, D., & Handayani, S. (2020). “Peran Pendidikan Seksual dalam Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak.” Jurnal Pendidikan Anak, 9(2), 113-123.
- Komnas Perempuan. (2022). Catatan Tahunan Komnas Perempuan.
- Sari, M., & Yuliani, R. (2021). “Tinjauan Literasi Seksual Anak Usia Dini di Indonesia.” Jurnal Ilmu Pendidikan, 27(1), 33-42.