Hari Raya Idul Adha bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga momentum refleksi atas nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Nilai ketaatan, keikhlasan, dan pengorbanan menjadi inti dari peringatan ini. Dalam konteks modern, nilai-nilai tersebut dapat dimaknai dan dihidupkan tidak hanya melalui ritual ibadah, tetapi juga melalui kegiatan intelektual seperti membaca dan belajar.
Allah SWT berfirman dalam Surah As-Saffat ayat 102:
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia (Ismail) menjawab: ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.’” (QS. As-Saffat: 102)
Ayat ini menggambarkan keteladanan yang luar biasa dalam hal keimanan, ketaatan, dan keikhlasan yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari—termasuk dalam dunia pendidikan dan literasi.
Perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam menumbuhkan kesadaran spiritual dan sosial melalui literasi. Koleksi buku-buku bertema keislaman, sejarah nabi, serta filsafat pengorbanan menjadi jembatan bagi masyarakat untuk memahami makna Idul Adha secara lebih mendalam. Buku tidak hanya menyajikan informasi, tetapi juga membuka ruang kontemplasi dan pembentukan karakter.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)
Semangat kurban juga dapat diteladani dalam bentuk kontribusi non-materi, seperti berbagi ilmu, waktu, dan tenaga untuk kegiatan literasi di perpustakaan. Kegiatan seperti berbagi buku, menjadi relawan baca, atau mendukung program literasi masyarakat merupakan wujud nyata semangat pengorbanan yang berdampak besar bagi sesama.
Akhirnya, perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga ruang untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan. Meneladani semangat kurban dapat dimulai dari hal sederhana—dari membaca satu buku, merenungi isinya, lalu membagikan semangat dan inspirasi kepada sesama.